Keindahan panorama alam perairan pinggiran Laut Selatan itu, berpadu dengan cerita mistik tentang seorang Ratu penguasa Laut Selatan adalah fenomena yang tidak dimiliki pantai-pantai lain di manapun juga.”
Setelah menempuh perjalanan selama lebih-kurang 5 jam dari
Jakarta, kami tiba di obyek wisata pantai yang berlokasi di Kabupaten
Sukabumi, Jawa Barat.
Pantai Pelabuhan Ratu
Pantai Pelabuhan Ratu, demikianlah masyarakat menamai tempat ini. Panorama keindahan langsung menyambut setiap pengunjung sejak awal memasuki areal
pantai teluk yang amat termashur di dekade-dekade lalu. Dalam beberapa
tahun terakhir, kepopuleran Pantai Pelabuhan Ratu agak menurun terutama
disebabkan terbukanya akses jalan ke obyek wisata pantai di daerah
lainnnya, seperti ke Pantai Carita di Provinsi Banten.
Kemudahan menjangkau Pantai Carita dan tersediannya fasilitas
wisata di sana menjadikan warga Jakarta dan wisatawan lain cenderung
memilih Pantai Carita sebagai tujuan berliburnya bersama keluarga.
Jarak tempuh yang cukup panjang dari Jakarta dan kesulitan akses
ke lokasi Pantai Pelabuhan Ratu cukup menyulitkan wisatawan untuk
mengunjungi Pantai Pelabuhan Ratu yang terletak di selatan Kota
Sukabumi. Namun demikian, keunikan dan keistimewaan Pantai Pelabuhan
Ratu sesungguhnya tetap menjadi daya tarik yang tiada duanya bagi
wisatawan. Keindahan panorama alam perairan pinggiran Laut Selatan itu
berpadu dengan cerita mistik tentang seorang ratu penguasa laut di
selatan Pulau Jawa itu merupakan fenomena yang tidak dimiliki
pantai-pantai lain di manapun juga.
Pantai Pelabuhan Ratu terbentang cukup panjang menghadap lautan
Indonesia bagian selatan. Pantai ini terdiri atas pantai landai
berpasir, pantai bebatuan, pantai curam, dan pantai dengan karang-karang
terjal. Di beberapa bagian pantai kita bisa menemukan persawahan
penduduk yang langsung berbatasan dengan garis laut, sebuah pemandangan
yang unik dan menarik. Suara deburan ombak memecah di pantai menambah
semarak suasana alam sekitar, ditambah rimbunnya hutan cagar alam di
beberapa bagian di pinggiran pantai memberi keteduhan dan segarnya
suasana pinggiran perairan ini. Selain untuk menikmati pemandangan alam
pantai, banyak pengunjung ke sini khusus untuk mencicipi makanan khas
lautnya yang bahan-bahannya merupakan hasil tangkapan para nelayan di
pantai tersebut. Secara keseluruhan, sajian keindahan pantai mampu
menghapus segala kepenatan yang melanda sepanjang perjalanan tadi.
Makam Nyai Roro Kidul
Di balik keindahan yang terpancar, Pantai Pelabuhan Ratu juga
menyimpan cerita mistis dari legenda Penguasa Pantai Selatan, Nyai Mas
Ratu Dewi Roro Kidul atau sering kita dengar dengan sebutan Nyai Roro
Kidul. Memang selama ini terdapat berbagai versi cerita mengenai Nyai
Roro Kidul yang berbeda satu sama lain. Akan tetapi esensi setiap cerita
itu sama, masyarakat sekitar pantai amat percaya bahwa lautan lepas
yang terlihat dari bibir pantai dihuni dan dikuasai oleh Nyi Roro Kidul
dan banyak membantu masyarakat, terutama nelayan yang melaut di sana.
Nyai Roro Kidul telah menjadi bagian dari hidup mereka dari generasi ke
generasi. Sebagai ucapan terima kasih sang Nyai, masyarakat dan para
nelayan sekitar pantai sering menggelar ritual-ritual yang sangat unik.
Di daerah itu, konon terdapat komplek makam yang salah satu dari
sekian makam tersebut dipercaya adalah tempat Nyai Roro Kidul
dikebumikan. Makam ini tepatnya berada 20 km dari Pelabuhan Ratu yaitu
Pantai Hawu, sebuah pantai yang mempunyai tebing-tebing yang menjorok ke
laut. Menurut cerita masyrakat sekitar, bahwa salah satu tebing
tersebut merupakan tempat Nyai Roro Kidul menghabiskan sisa hidupnya.
Saat itu, Nyai sangat tersiksa dengan penyakit yang dideritanya.
Akibat sakit yang tak kunjung juga sembuh itu, ia terpaksa mengakhiri
hidupnya dengan menceburkan dirinya ke laut. Ajaib…, Nyai Roro Kidul
menjelma menjadi wanita yang sangat cantik dan mempunyai kesaktian
mandraguna yag sangat tinggi. Di makam Ratu Penguasa Pantai Selatan ini
terdapat ruangan khusus. Ruangan yang didominasi dengan warna merah itu,
terdapat lukisan yang besar menggambarkan sosok Nyi Mas Ratu Dewi Roro
Kidul. Selain itu, di sebelah makamnya terdapat juga Eyang Jalah Mata,
Eyang Sanca Manggala dan Eyang Syeh Husni Ali.
Peristrahatan Presiden dan hotel Samudra Beach
Ternyata, Pantai Pelabuhan Ratu juga menyimpan cerita menarik
tentang mantan orang nomor satu di negeri ini, yakni Presiden RI
pertama, Ir. Soekarno. Di tempat ini kita bisa menjumpai istana
peristirahatan Presiden RI pertama itu. Sebuah istana yang dibangun pada
1960 dan memiliki panorama yang amat bagus. Sukarno juga pernah
mendirikan tempat peristirahatan lainnya di sini pada Tahun 1970
tepatnya di Tanjo Resmi. Tidak hanya itu, Beliau juga mendirkan hotel
megah di lokasi itu yang diberi nama Samudera Beach Hotel, salah satu
hotel mewah pertama yang dibangun di Indonesia, bersamaan dengan
pembangunan Hotel Indonesia, Bali Beach Hotel dan Toko Serba Ada
“Sarinah”, yang kesemuanya menggunakan dana pampasan perang dari Jepang.
berselancar
Di kawasan Pelabuhan Ratu, terdapat sembilan titik lokasi untuk
berselancar, yaitu di Batu Guram, Karang Sari, Samudra Beach, Cimaja,
Karang Haji, Indicator, Sunset Beach, Ombak Tujuh sampai Ujung Genteng.
Masing-masing pantainya mempunyai ombak dengan karakteristik sendiri.
Kegiatan olahraga lainnya, yang unik dan terbilang langka ada di sini,
yakni Arung Gelombang. Keberadaan olahraga air yang satu ini di Pantai
Pelabuhan Ratu terbilang sangat baru, dan mungkin satu-satunya di
Indonesia, bahkan di dunia. Pemerintah Daerah setempat dalam dua tahun
terakhir telah mencoba melaksanakan event Arung Gelombang dengan
mengundang peserta dari daerah lain, bahkan pernah juga diikuti oleh
peserta dari luar negeri.
Pantai Pelabuhan Ratu juga terkenal sebagai tempat bertelur dan
berbiaknya penyu. Sebagaimana diketahui bahwa penyu adalah salah satu
jenis hewan laut yang mulai terancam punah, dan karenanya termasuk salah
satu binatang yang dilindungi di dunia. Kita berharap agar masyarakat
sekitar pantai untuk terus menjaga dan melindungi ekosistem penyu-penyu
agar tidak punah di Pantai Pelabuhan Ratu. Selain itu, bagi Pemerintah
setempat diharapkan agar terus memantau keadaan hewan langka ini dari
tangan-tangan jahil yang mencoba menangkap untuk dikonsumsi daging dan
telurnya. Rumah (kulit) penyu sering dijadikan hiasan yang mahal
harganya, sehingga banyak diburu manusia. Marilah kita sama-sama
melestarikan kekayaan yang terdapat di Bumi Pertiwi ini agar tidak punah
ditelan zaman………By: Putra Daerah Pelabuhan Ratu (Asep Kurniadi)www.kurniadi.meximas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar