Pelabuhan Ratu-peringatan Hari Syukuran Nelayan ( HSN )
Pelabuhan ratu yang di gelar di Tempat Pelelangan Ikan
(TPI)Berlangsung meriah (18/6)kemarin.
Pantauan kami,ribuan masyarakat baik dalam maupun luar
kabupaten sukabumi menyesaki Kota Pelabuhan Ratu,
mereka sengaja datang untuk menyaksikan upacara
dalam peringatan hari nelayan yang ke-54 tersebut.
Tidak hanya masyarakat luar dan dalam kabupaten sukabumi
yang hadir jajaran muspida pun nampak hadir di
tengah tengah kemariahan acara tahunan tersebut.
seperti,kapolres sukabumi AKBP asep heri suheri,
dandim 0622 kabupaten sukabumi,ketua DPRD
kabupaten sukabumi badri suhendi,dan wakil nya
Asep wahyu nirawana booestami,kepala dinas perikanan
dan kelautan(Kadis DKP)kab sukabumi,
kepala PPN pelabuhan ratu dan sekretaris
DKP provinsi jawa barat.
Kegiatan yang dilakukan oleh ribuan nelayan di
Palabuhanratu tersebut mengerahkan ratusan kapal
perahu tradisional untuk mengiring sesaji yang
sudah dipersiapkan oleh sesepuh yang ada di
Palabuhanratu khususnya di Desa Jayanti.
Adapun barang-barang yang dibuat menjadi sesajen
adalah satu kepala kerbau, ayam bakakak, buah-buahan,
uang dan hasil bumi lainnya.
"Ritual Larung Saji ini sudah ada sejak nenek moyang kami,
acara hari nelayan ini kami laksanakan sebagai rasa syukur
kepada Allah SWT yang telah memberikan berkah dan rizkinya
kepada para nelayan," kata Ketua Panitia Larung Saji
Desa Jayanti, Pelabuhanratu, Kabupaten Sukabumi.
Menurut Sudiarto, Larung Saji ini bukanlah kegiatan
"syirik",tetapi pihaknya ingin mempertahankan adat
istiadat warga di Palabuhanratu yang sudah melakukan
ritual ini sejak ratusan tahun lalu.
Sehingga, dengan masih adanya ritual seperti ini
bukan berarti berbeda pemahaman dengan pihak
Pemkab Sukabumi yang perayaan Hari Nelayan tersebut
hanya sebatas menebar tukik atau benih
ikan kakap merah dan putih.
Walaupun ada sesajen yang ditaburkan pada Hari Nelayan itu,
tujuannya sebagai ucapan terima kasih yang selama
setahun ini para nelayan di Palabuhanratu
tidak henti-hentinya menangkap ikan dan bukan berarti
sesajen itu diberikan kepada makhluk halus atau jin
tetapi ditebar ke laut agar menjadi
sumber makanan untuk ikan.
Adapun lokasi Larung Saji tersebut berada di 5 mil laut
dari Desa Jayanti yakni di spot Jero Kidul Ciracek
yang merupakan tempat berkumpulnya ikan atau
Fishing Ground.
"Ritual Larung Saji ini akan kami pertahankan
sampai anak cucu kami,jika ada perbedaan dalam
merayakan Hari Nelayan dengan Pemkab ini bukanlah
masalah karena pihak pemerintah lebih kepada
acara seremoninya," tambahnya.
Sementara, sesepuh nelayan Desa Jayanti,Ibong mengatakan,
Larung Saji ini juga bertujuan sebagai permintaan rizki
kepada Allah SWT produksi ikan terus
meningkat sepanjang tahun,
selain itu juga untuk membersihkan diri dari jiwa
yang kotor selama satu tahun ini.
Adapun pada ritual tersebut nelayan berebut hasil bumi
yang ditabur di tengah laut
dan memandikan perahunya dengan air laut yang,
sudah menjadi kebiasaan para nelayan
yang menganggap hal itu bisa membawa berkah.