Translate

Sabtu, 21 Juni 2014

Hari Nelayan Palabuhanratu Ke 54

Pelabuhan Ratu-peringatan Hari Syukuran Nelayan ( HSN )
Pelabuhan ratu yang di gelar di Tempat Pelelangan Ikan
(TPI)Berlangsung meriah (18/6)kemarin.
Pantauan kami,ribuan masyarakat baik dalam maupun luar 
kabupaten sukabumi menyesaki Kota Pelabuhan Ratu,
mereka sengaja datang untuk menyaksikan upacara 
dalam peringatan hari nelayan yang ke-54 tersebut.
 
Tidak hanya masyarakat luar dan dalam kabupaten sukabumi 
yang hadir jajaran muspida pun nampak hadir di 
tengah tengah kemariahan acara tahunan tersebut.
seperti,kapolres sukabumi AKBP asep heri suheri,
dandim 0622 kabupaten sukabumi,ketua DPRD 
kabupaten sukabumi badri suhendi,dan wakil nya 
Asep wahyu nirawana booestami,kepala dinas perikanan 
dan kelautan(Kadis DKP)kab sukabumi,
kepala PPN pelabuhan ratu dan sekretaris 
DKP provinsi jawa barat.

Kegiatan yang dilakukan oleh ribuan nelayan di 
Palabuhanratu tersebut mengerahkan ratusan kapal 
perahu tradisional untuk mengiring sesaji yang 
sudah dipersiapkan oleh sesepuh yang ada di 
Palabuhanratu khususnya di Desa Jayanti. 
Adapun barang-barang yang dibuat menjadi sesajen 
adalah satu kepala kerbau, ayam bakakak, buah-buahan, 
uang dan hasil bumi lainnya.  
 
"Ritual Larung Saji ini sudah ada sejak nenek moyang kami, 
acara hari nelayan ini kami laksanakan sebagai rasa syukur 
kepada Allah SWT yang telah memberikan berkah dan rizkinya 
kepada para nelayan," kata Ketua Panitia Larung Saji 
Desa Jayanti, Pelabuhanratu, Kabupaten Sukabumi.
 
Menurut Sudiarto, Larung Saji ini bukanlah kegiatan 
"syirik",tetapi pihaknya ingin mempertahankan adat 
istiadat warga di Palabuhanratu yang sudah melakukan 
ritual ini sejak ratusan tahun lalu. 
Sehingga, dengan masih adanya ritual seperti ini 
bukan berarti berbeda pemahaman dengan pihak 
Pemkab Sukabumi yang perayaan Hari Nelayan tersebut 
hanya sebatas menebar tukik atau benih 
ikan kakap merah dan putih.
 
Walaupun ada sesajen yang ditaburkan pada Hari Nelayan itu, 
tujuannya sebagai ucapan terima kasih yang selama 
setahun ini para nelayan di Palabuhanratu 
tidak henti-hentinya menangkap ikan dan bukan berarti 
sesajen itu diberikan kepada makhluk halus atau jin 
tetapi ditebar ke laut agar menjadi 
sumber makanan untuk ikan.
 
Adapun lokasi Larung Saji tersebut berada di 5 mil laut 
dari Desa Jayanti yakni di spot Jero Kidul Ciracek 
yang merupakan tempat berkumpulnya ikan atau 
Fishing Ground. 
 
"Ritual Larung Saji ini akan kami pertahankan 
sampai anak cucu kami,jika ada perbedaan dalam 
merayakan Hari Nelayan dengan Pemkab ini bukanlah 
masalah karena pihak pemerintah lebih kepada 
acara seremoninya," tambahnya.
 
Sementara, sesepuh nelayan Desa Jayanti,Ibong mengatakan, 
Larung Saji ini juga bertujuan sebagai permintaan rizki 
kepada Allah SWT produksi ikan terus 
meningkat sepanjang tahun, 
selain itu juga untuk membersihkan diri dari jiwa 
yang kotor selama satu tahun ini.  
 
Adapun pada ritual tersebut nelayan berebut hasil bumi 
yang ditabur di tengah laut 
dan memandikan perahunya dengan air laut yang, 
sudah menjadi kebiasaan para nelayan
yang menganggap hal itu bisa membawa berkah.